WAHABI RADIKALISME TAK BERWAWASAN TIMBULKAN KONFLIK UMMAT ISLAM

“Radikalisme wahabi menjadi konsumerisme media propaganda yang tak jelas simbernya”

Pernahkan pembaca menemukan post-post kaum wahabi terutama yang berhubungan dengan kamera digital di dunia maya tanpa sumber jelas?

Tentu saja pernah bahkan sering dan kebanyakan. (ini hanya intermesso) tak begitu penting , yang penting segerah di ketahui adalah bahwa Kaum fundamentalis wahabi tak pernah merasa bersalah , tak pernah mau meninjau kembali agama doktriner yang mereka miliki apakah interpretasinya benar atau salah ini lahir dari kedangkalan berpikir sehingga dalam memahami dan menginterpretasikan ayat-ayat Al-Qur’an sangat tekstual mereka tak mencari penjelasan apa maksud ayat itu menurut para Nabi seolah mereka seperti Than dan Nabi dalam memahami Ayat-ayat Al-qur’an. mendorong mereka menjadi radikal tak berwawasan cenderung paksakan kehendak pada yang berbeda interpretasi untuk di yakini. Moslem yang menolaknya di tempatkan sebagai musuh dan memeranginya , pahaman mereka terhadap teks Al-qur’an memaksa mereka menjadi sangat radikalistik sehingga menjadi penyebab lahirnya watak teroris dari tubuh mereka. Mereka menganganggap diri mereka cerdas, sesungguhnya hanyalah inteletual yang tak berwawasan.

Hakikatnya, apa yang mereka tafsirkan dari ajaran Islam itu bukan lah ajaran islam itu sendiri melainkan hanyalah sangkaan saja. Hasil tafsiran mereka terhadap ajaran tuhan mengakibatkan mereka menjadi teroris seperti ketika menginterpretasikan ayat yang berhubungan dengan memerangi orang kafir dan makna kafir itu sendiri.

Kedangkalan kaum wahabi dalam memahami Ajaran islam ini pun menjadi keuntungan bagi dunia barat dalam menghancurkan islam dari dalam , mengkotak-kotakkan ummat islam , membuka keran bagi ummat untuk saling menyalahkan satu sama lainnya (baca kafir mengafirkan) dan pada akhirnya menimbulkan konflik besar di tubuh ummat islam, ummat islam di arahkan pada prinsip merasa diri serta kelompoknya paling benar, paling beriman yang lain adalah kafir harus di berantas, yang ingin di berantas pun tetap bertahan, melakukan perlawanan karena mereka juga merasa berada pada posisi benar bahkan serangan balik terciptalah konflik sebagai akibat dari prinsip merasa berada dalam kebenaran.

Ditengah ummat islam yang sedang konflik mungkin masih bisa dikatakan kecil barat memudian menyuntikkan, menyerang ummat melalui berita-berita serta opini rekayasa yang tak bisa di pertanggung jawabkan . Dalam suasana demikin bagi umat yang pongah tak mengenal bodoh akan merasa pintar lalu kemudian menyakininya sebagai benar lalu menjadi prinsip. Dari sinipun semakin diproduksilah berita-berita makar melalui media yang kemudian sebagian wartawan situs dan blog meliputnya. Sebagai misal lihat kasus pemalsuan foto-foto kasus suriah di jadikan pengangan oleh kaum wahabi dalam menciptakan prolaganda sebagai argumentasi garakan terornya tentu saja ini menjalar ke yang lainnya semisal penyebaran video sensor yang tak bisa di pertanggung jawabkan kemudian menjadi konsumsi para pengikut.

Apakah konflik dalam tubuh islam bisa hilang dalam kondisi interpretasi ajaran agama yang berbeda tanpa mengilangkan interpretasi yang berbeda?

Atau apakah dengan memelihara perbedaan interpretasi tanpa konflik?

Ini adalah sesuatu yang terlihat seperti sangat mustahil tapi menurut kami ini bersifat mungkin bukan mutlak.

Sampai disini.

MUNGKINKAH?

Silahkan berpikir dan buang radikalisme tak berwawasan.

Oh ‪#‎Dios¡

‪#‎Mundo_perdido#